Jakarta, 30 April 2025
Di sebuah ruangan diplomatik yang tenang di Kedutaan Besar Australia, Jakarta Selatan, secarik kertas ditandatangani. Tidak ada sorotan kamera besar, tidak ada pesta perayaan berlebihan. Tapi bagi Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini bisa jadi momen paling penting dalam sejarah pendidikannya. Hari itu, Pemkab Kotabaru resmi menggandeng Briton English Education untuk mengubah arah masa depan sekolah-sekolah di daerah itu: lewat bahasa Inggris.
Langkah ini bukan sekadar formalitas. Ini adalah deklarasi bahwa Kotabaru siap membuka jendela lebar ke dunia luar.
Bahasa Inggris, Sekarang Jadi Bahasa Masa Depan
Jika dulu bahasa Inggris hanya jadi pelajaran tambahan yang kerap disepelekan di banyak sekolah daerah, kini Kotabaru menempatkannya sebagai fondasi. Bupati H. Muhammad Rusli menyebut program ini sebagai “gerbang menuju dunia”.
Program yang dinamakan Sekolah Berbahasa Inggris (SBI) ini akan dimulai dengan langkah yang sangat teknokratik: memetakan kemampuan bahasa guru-guru Kotabaru menggunakan tes dari Cambridge. Bukan asal pilih. Yang digunakan adalah Cambridge English Placement Test (CEPT)—alat ukur global yang juga dipakai di Eropa dan Asia Timur.
Hasilnya? Peta kekuatan dan kelemahan para guru Bahasa Inggris akan dibuka di depan mata, dan dari sanalah pelatihan bertahap akan digelar.
Masuknya Briton: Lebih dari Sekadar Kursus Bahasa
Di balik semua ini, ada Briton English Education—institusi yang selama dua dekade terakhir telah menjelma jadi penggerak utama revolusi kecil bahasa Inggris di Indonesia. Bukan cuma mengajar, mereka juga memegang lisensi resmi dari Cambridge Assessment English, Inggris, untuk menyelenggarakan sertifikasi internasional seperti TKT (Teaching Knowledge Test), CEPT, hingga Cambridge English Qualifications.
Dan untuk Kotabaru, Briton tidak datang setengah hati.
Mereka membawa pendekatan yang terbukti: kurikulum Cambridge, pelatihan pengajaran berbasis komunikasi, dan pelibatan aktif komunitas lokal. Program serupa telah dijalankan mereka di lima kabupaten lain di Kalimantan Selatan—dan dampaknya mulai terasa. Siswa lebih percaya diri, guru lebih siap, dan yang terpenting: sekolah-sekolah mulai punya ambisi global.
Sekolah yang Berbahasa Inggris: Mimpi atau Keniscayaan?
Tanggal 1 Juni 2025 akan menjadi hari penting berikutnya. Bertepatan dengan ulang tahun ke-75 Kabupaten Kotabaru, pemerintah daerah akan menetapkan sekolah-sekolah pertama yang masuk program SBI. 150 sekolah dari berbagai jenjang telah disiapkan, dan 150 guru akan ikut dalam pelatihan intensif mulai September.
Ini bukan pelatihan biasa. Ini seperti pelatihan elite: dengan modul yang menggabungkan pedagogi modern, sertifikasi internasional, dan praktik mengajar yang harus interaktif, menyenangkan, dan kontekstual. Guru tidak hanya belajar berbicara bahasa Inggris—mereka belajar mengajar dengan cara yang relevan untuk siswa generasi digital.
Lebih dari Sekolah: Ini Tentang Masa Depan SDM Kotabaru
Pendidikan sering disebut investasi jangka panjang. Tapi apa artinya jika investasi itu tidak diarahkan dengan visi? SBI hadir sebagai upaya menjawab pertanyaan itu. Program ini tidak berhenti di ruang kelas; pemerintah daerah ingin dampaknya menyentuh lapisan masyarakat yang lebih luas—ASN, orang tua, komunitas lokal.
Bayangkan desa-desa kecil di Kotabaru yang memiliki komunitas Bahasa Inggris aktif. Bayangkan anak-anak yang bisa menulis esai dalam dua bahasa, lalu melanjutkan studi ke luar negeri. Bayangkan guru-guru yang mampu bersaing dengan rekan mereka dari Jakarta atau luar negeri.
Itulah yang ingin dibangun dari sebuah penandatanganan sederhana di sebuah kantor kedutaan. Dan di tengah tantangan pendidikan nasional, Kotabaru memutuskan untuk tidak menunggu. Mereka mulai sekarang.